JAKARTA (24 Juli): Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus meninjau langsung lokasi dipasangnya jaring tipis di Kali Sentiong yang terletak di dekat wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (24/7). Kedatangan Bestari ke kali yang kerap disebut ‘Kali Item’ ini untuk memastikan informasi yang beredar di media massa bahwa ‘Kali Item’ tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Bestari tiba sekitar pukul 15.00 WIB dan berada di lokasi dengan waktu yang cukup lama. Namun, tak seperti pemberitaan di media, Bestari mengaku bahwa saat ini aroma tak sedap di ‘Kali Item’ sudah tak terendus olehnya.
“Sambil ngopi saya menunggu kapan bau menyengat itu datang. Namun, saya tak mencium bau menyengat dari ‘Kali Item’ itu walaupun sempat saya menunduk ke permukaan jaring yang terpasang,” kata Bestari.
Bestari mengaku sempat membeli kopi di warung Yadi yang terletak di seberang ‘Kali Item’. Ia menuturkan bahwa Yadi telah berjualan di seberang ‘Kali Item’ selama 12 tahun. Berdasarkan pengakuan Yadi kepada Bestari, aroma tak sedap di ‘Kali Item’ sudah berkurang sejak kali itu dinormalisasi gubernur sebelum Anies Baswedan.
“Yadi mengatakan bahwa bau itu sudah sangat berkurang sejak ‘Kali Item’ dinormalisasi zaman gubernur lalu lalu, sayangnya belum diberi sentuhan akhir pada masa kini,” ujar Bestari.
Sebelum meninggalkan lokasi, Bestari menyebut sempat berdiskusi dengan pemilik warung kopi tentang pemasangan jaring tipis di ‘Kali Item’.
“Diskusi kami menyimpulkan bahwa ada kemungkinan sangat besar alasannya adalah, jangan sampai ‘Kali Item’ itu dilihat secara telanjang oleh duta olahraga negara-negara peserta Asian Games, difoto atau dikomentari secara terbuka yang bisa membuat malu Jakarta,” lanjutnya.
Selain meninjau ‘Kali Item’, Bestari juga turut meninjau Danau Sunter Satu yang terletak di kawasan Jalan Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Di sana, Bestari justru mendapati kondisi danau yang terlihat jauh lebih baik.
“Danau Sunter yang disentuh gubernur terdahulu ternyata jauh lebih baik kondisinya. Lalu, kenapa yang sudah diawali degan baik oleh pendahulu kok tidak dilanjutkan,” pungkasnya (*)