Wanda Siap Berjuang Atasi Masalah Anak Putus Sekolah

You are currently viewing Wanda Siap Berjuang Atasi Masalah Anak Putus Sekolah

JAKARTA (14 Januari) Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta I Nomor Urut 2 dari Partai NasDem, Wanda Hamidah melihat pendidikan masih menjadi persoalan sejumlah masyarakat di Indonesia, tak terkecuali di kota besar seperti Jakarta. Menurut dia, tidak semua anak-anak mendapatkan haknya untuk sekolah.

Wanda yang juga seorang aktivis tersebut mengatakan permasalahan pendidikan di Jakarta cukup beragam. Namun, yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat adalah biaya sekolah yang mahal, seperti curhatan warga Cipinang Besar Utara, Yudistira, mengenai alasannya sudah tidak sekolah.

Anak berusia 17 tahun itu harus putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya penebusan ijazah saat duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs). Keluhan itu didapatkan Wanda saat blusukan di RT 008/05 Kecamatan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur, Kamis (10/1) lalu.

“Saya sekolah di MTs Ziadatul Ihsan itu karena biaya kurang untuk mengambil ijazah. Nah permasalahan di SMK itu karena belum ada ijazah, jadi nama belum terdaftar. Terakhir kelas 2 di SMK PGRI 8. Tapi sudah tidak sekolah,” kata Yudistira kepada Wanda.

Yudistira berharap, Wanda dapat membantunya mengadvokasi, sehingga bisa mengenyam pendidikan formal lagi. Yudis berharap bisa kembali sekolah.

“Saya semangat belajar. Harapannya saya bisa lanjut lagi sekolah,” ujarnya.

Merespons hal tersebut, calon anggota DPR RI Dapil Jakarta Timur itu mengaku siap membantu Yuditira bahkan warga lainnya. Karena nanti pun jika terpilih menjadi anggota legislatif, katanya, dia tidak hanya membantu warga Jakarta Timur, tetapi juga untuk seluruh rakyat Indonesia.

“Saya bantu, nanti tim akan bantu. Tunggu satu sampai dua minggu. Kita akan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Pendidikan juga salah satunya. Doakan kami, semoga lancar,” kata Wanda.

Sebelumnya, Wanda yang merupakan aktivis 1998 juga membantu anak-anak yang putus sekolah. Tepatnya pada krisis moneter, kata Wanda, banyak orangtua yang di-PHK yang akhirnya berimbas pada anak putus sekolah.

“Saya waktu itu saat mahasiswa sudah mengajak teman-teman saya. Kebanyakan anak-anaknya di Cipinang Selatan Besar juga. Mungkin tahun 1997 masih SD, sekarang mungkin sudah 30 tahunan. Ada ratusan atau puluhan anak-anak yang saya advokasi,” tutur Wanda.

“Apalagi, saat ini pendidikan dipermudah dengan adanya KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan untuk warga Jakarta ada KJP (Kartu Jakarta Pintar) plus untuk membantu warga yang kesulitan pendidikan. Kami akan upayakan itu,” imbuhnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam empat tahun terakhir jumlah anak yang putus sekolah di jenjang pendidikan dasar berkurang signifikan, dari 60.066 di tahun 2015/2016 menjadi 32.127 di tahun 2017/2018.

Sementara rata-rata Lama Sekolah (RLS) meningkat dari 7,73 tahun (2014) menjadi 8,10 tahun (2017). Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) juga meningkat dari 12,39 tahun (2014) menjadi 12,85 tahun (2017).  (*)

Leave a Reply