JAKARTA (24 Juli) – Anggota Komisi E DPRD Jakarta dari Fraksi NasDem, M. Hariadi Anwar mengatakan dunia pendidikan di Jakarta sedang tidak baik-baik saja dan kerap menjadi kambing hitam. Hal tersebut imbas dari penataan ribuan guru honorer yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.
“Masalah kembali di dunia pendidikan kemarin masalah masuk sekolah. Sekarang (pendidikan) menjadi kambing hitam, kambing mudanya kepala sekolah. Ini dunia pendidikan, intelektual segala perencanaannya harus tepat,” kata Anwar, saat rapat Komisi E DPRD Jakarta bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Jakarta terkait penataan ribuan guru honorer, di Gedung DPRD Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, (23/7/2024).
Legislator NasDem ini tak menerima alasan dari pihak Dinas Pendidikan yang mengatakan penataan guru honorer merupakan efisiensi. Menurutnya, efisiensi dipikirkan ke depan, buka menunggu ramai di belakang.
“Tadi dibilang ada masalah efisiensi, efisiensi harus dipikirkan di depan bukan di belakang. Bukan waktu-waktu berjalan, ya ini yang kemarin rame anak sekolahnya susah, sekarang gurunya susah,” tegasnya.
“Masa dunia pendidikan tidak bisa mengetahui, berapa yang dia butuh, berapa yang mesti diangkat (tenaga pengajar). Ini ngangkat dulu baru tahu kebutuhannya lebih, ini kan kebalik-balik,” lanjutnya.
Hariadi Anwar juga sangat menyayangkan terkait penataan atau program cleansing yang menyebabkan ribuan guru honorer kehilangan pekerjaannya. Dia pun mempertanyakan proses pengawasannya seperti apa.
“Ini pengawasannya bagaimana ini, sampai ketahuan sekarang. Padahal di dunia pendidikan perencanaannya harus bagus. Masalah guru, anak-anak kemarin kena, sekarang gurunya,” pungkasnya. (FM)