JAKARTA (27 Mei) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Seribu Langkah melakukan audensi bersama Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta terkait aduan pungutan liar (Pungli) dalam pengurusan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) di beberapa sekolah swasta. Adapun nilai pungutan liar yang dilakukan mayoritas sekolah swasta bervariasi, mulai dari Rp50.000 hingga Rp1.000.000.
“Hari ini kami menerima aduan dari mahasiswa terkait perihal Pungli oknum yang berkaitan dengan administrasi dalam proses pengajuan KJMU atau pada saat proses keberlanjutan KJMU. Kami di DPRD Jakarta tidak menginginkan adanya oknum-oknum yang berkaitan dengan pungli karena kita sudah meminta untuk transparansi,” terang Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Raden Gusti Arief usai menerima audensi, Selasa (27/05/2025).
Gusti meminta Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) guna menindaklanjuti hal-hal seperti ini, sehingga kedepannya tidak kembali terjadi pungli.
“Semoga hasil aduan ini kita mendapatkan satu respon positif dan mudah-mudahan tidak ada lagi namanya kegiatan pungli yang dilakukan oknum-oknum tertentu di sekolah,” harapnya.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta lainnya, Imamuddin, mendorong Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk melakukan sosialisasi kembali. Padahal, kata Imamuddin, proses pendaftaran KJMU sendiri dilakukan secara online.
“Dengan hadirnya teman-teman di sini nanti bisa disampaikan ke yang lain bahwa prosesnya sudah baik dan benar melalui by system. Kemudian yang harus kita pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko menegaskan, penerimaan KJMU telah dilakukan secara transparan. Kemudian, proses pendaftaran juga telah dilakukan melalui by system atau online mulai dari pendaftaran hingga verifikasi.
“Aduan yang disampaikan dalam audensi ini akan menjadi perhatian kami dan apakah nanti akan menjadi perbaikan kedepannya, sosialisasi hingga perbaikan didalam prosesnya,” kata Sarjoko. (EP/FM)