JAKARTA (08 Juli) – Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta, Raden Gusti Arief, mendorong Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk menambah jumlah tenaga pengajar di sekolah-sekolah bagi penyandang disabilitas. Menurutnya, keluhan masyarakat terkait minimnya guru di sekolah khusus perlu segera direspons dengan serius.
“Banyak keluhan dari masyarakat terkait kekurangan tenaga pengajar, terutama di sekolah-sekolah disabilitas. Saya minta kepada Dinas Pendidikan untuk menambah jumlah tenaga pendidik di sekolah disabilitas,” tegas Gusti saat rapat pembahasan Rancangan Perubahan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas serta Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran 2025 bersama jajaran eksekutif, Senin (07/07/2025).
Gusti menilai, penambahan anggaran untuk guru disabilitas merupakan langkah konkret dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan setara bagi semua warga Jakarta, terutama anak-anak berkebutuhan khusus.
“Langkah ini adalah bagian dari upaya penyetaraan pendidikan di Jakarta. Selain itu, hal ini mempermudah orang tua murid disabilitas dalam mencari tempat pendidikan yang layak bagi anak-anaknya,” tambahnya.
Tak hanya itu, legislator NasDem tersebut juga mengkritisi rencana pengurangan anggaran untuk pelatihan guru. Ia menegaskan pentingnya peningkatan kualitas tenaga pendidik agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif.
“Guru perlu terus ditingkatkan kualitasnya karena setiap tahun selalu ada inovasi baru. Guru harus mampu menyalurkan metode-metode pembelajaran inovatif kepada para murid,” jelasnya.
Di sisi lain, Gusti juga membawa aspirasi warga Kelurahan Cilangkap yang hingga kini belum memiliki sekolah SMA Negeri. Ia meminta agar pembangunan SMA di wilayah tersebut menjadi prioritas dalam perubahan anggaran.
“Saat reses, warga mengusulkan pembangunan SMA di Kelurahan Cilangkap karena hingga kini belum ada SMA Negeri di sana. Mohon hal ini bisa dimasukkan dalam perubahan anggaran karena warga mengeluhkan anak-anak mereka sulit mengakses pendidikan di jenjang SMA Negeri,” pungkasnya. (FDI/FM)