JAKARTA (30 September) – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino, menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa kebakaran yang terjadi di kawasan padat penduduk di Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Ia mendesak pemerintah provinsi untuk tidak menganggap kejadian ini sekadar musibah, tetapi sebagai bencana yang membutuhkan penanganan lebih serius dan sistematis.
“Bagi saya, kebakaran ini harus kita naikkan levelnya. Bukan hanya sekadar musibah, tapi bencana. Kalau dianggap bencana, penanganan pemerintah akan lebih serius, mulai dari perencanaan keselamatan, edukasi masyarakat, sampai langkah saat kejadian berlangsung,” kata Wibi, di Gedung DPRD Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (30/09/2025).
Wibi menekankan pentingnya kesiapan pemerintah dalam menyediakan fasilitas keamanan di kawasan padat penduduk, termasuk keberadaan hidrant dan sistem penanggulangan kebakaran lainnya. Menurutnya, bila hal-hal dasar seperti itu belum terpenuhi, maka perlu ada evaluasi menyeluruh.
“Fasilitas keamanan, khususnya di wilayah padat, itu wajib disiapkan. Keberadaan hidran juga harus dikaji. Teknologi sudah maju, pasti ada solusi yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Selain infrastruktur, Legislator NasDem ini juga menyoroti minimnya edukasi masyarakat dalam menghadapi bencana kebakaran. Ia menilai sosialisasi dan pelatihan tanggap darurat perlu disesuaikan dengan karakteristik lingkungan, baik pemukiman padat maupun perkantoran.
“Edukasi itu penting, terutama di wilayah padat penduduk. Masyarakat perlu tahu apa yang harus dilakukan saat kebakaran terjadi. Sudah sampai mana edukasi itu dilakukan? Ini yang harus dievaluasi juga,” jelas Koordinator Komisi D DPRD DKI Jakarta ini.
Selain itu, lanjut Wibi, perhatian terhadap aspek pemulihan pascabencana sangat penting. Termasuk trauma healing bagi korban terdampak, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Ia meminta Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) untuk bergerak cepat dan tidak hanya fokus pada bantuan fisik, tetapi juga pemulihan psikologis korban.
“Kehilangan harta benda itu sangat traumatis, apalagi untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Jangan tunggu-tunggu. Apa yang bisa kita bantu hari ini, lakukanlah segera,” tutup Wibi. (MRN/FM)