JAKARTA (3 November) – Indonesia menempati posisi keenam penghasil gas emisi atau gas buang, yakni sekitar 4,47%. Adapun sektor transportasi, pembangkit listrik, industri manufaktur, limbah rumah tangga dan limbah padat TPA menjadi sektor penyumbang terbesar efek rumah kaca.

Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino pun mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berkolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya pemerintah pusat terkait kebijakan dalam upaya meminimalisir dampak efek rumah kaca.

“Pemprov DKI dan pemerintah pusat perlu melakukan upaya-upaya untuk mengurangi gas emisi efek rumah kaca,” ujar Wibi, Kamis (3/11/2022).

Selain dengan pusat, Wibi juga meminta Pemprov DKI berkolaborasi dengan pemerintah daerah penyangga seperti Bogor, Bekasi, Depok dan Tangerang. Kolaborasi tersebut sebagai langkah mencapai target menjadi kota berketahanan iklim pada 2030 mendatang yaitu menurunkan emisi GRK sebesar 50 persen pada 2030, serta target untuk mencapai zero emission pada 2050.

Anggota Komisi C DPRD DKI ini menyebutkan, upaya yang dapat dilakukan Pemprov DKI adalah dengan memaksimalkan program uji emisi bagi kendaraan serta terus mendorong warga Jakarta dalam peralihan penggunaan transportasi pribadi ke transportasi umum, melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem daur ulang juga melaksanakan pembangunan yang ramah lingkungan,

“Kemudian juga agar mendukung pemerintah pusat dalam pemanfaatan energi baru terbarukan, termasuk pengembangan biofuel, pengembangan ekosistem mobil listrik, serta pengembangan industri berbasis clean energy.” pungkas Wibi. (FM)