Kemampuan Kandidat Tentukan Suara Pemilih

You are currently viewing Kemampuan Kandidat Tentukan Suara Pemilih

JAKARTA (6 April): Memasuki hari ketiga, para peserta Sekolah Kader Partai NasDem angkatan kesebelas dari DKI Jakarta masih semangat mengikuti berbagai pendidikan. Menghadirkan pamateri Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Culsulting (SMRC) Djayadi Hanan, para peserta mendapat materi terkait perilaku pemilih di DKI Jakarta.

Materi ini menekankan pada pengetahuan kader untuk mengerti kecenderungan perilaku pemilih di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing. Setiap Dapil tentu memiliki perilaku pemilih  yang berbeda-beda.

“Perilaku pemilih diperanguhi oleh tiga hal, yaitu sosio-demografis, isu yang berkembang, dan kemampuan kandidat,” ujar Djayadi Hanan, di kampus Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem di Jl. Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (6/4).

Djayadi menjelaskan, untuk faktor sosio-demografis, para peserta diajak untuk melihat kondisi sosial-demografis di daerahnya masing-masing yang berguna untuk menjangkau para pemilih. Setelah melihat kondisi sosial-demografis, para peserta harus cermat menangkap isu-isu yang  berkembang di masyarakat dan memberikan solusinya.

“Setelah mengetahui kondisi sosio-demografis, kemudian melihat isu-isu yang berkembang, barulah kemudian kandidat mulai menggunakan metode yang akan diterapkan,” lanjutnya.

Djayadi menyebutkan, ada beberapa perbedaan mencolok antara pemilih di Jakarta dengan di daerah lain yang harus diperhatikan oleh para kandidat. Pertama dari segi informasi, Jakarta lebih banyak mendapatkan informasi. Kedua Jakarta sebagai kota metropolitan, membuat masyarakatnya lebih sulit untuk dibujuk. Ketiga, Jakarta daerah yang heterogen, sehingga diperlukan kemampuan dari kandidat untuk menargetkan secara spesifik setiap elemen masyarakat Jakarta. Sementara yang terakhir, Jakarta juga menjadi wilayah yang tingkat pendidikannya lebih tinggi dibanding daerah-daerah lain.

“Orang yang berpendidikan menengah tinggi di Jakarta lebih banyak dibandingkan orang yang berpendidikan rendah, berbanding terbalik dengan daerah lain. Hal ini juga turut menentukan cara mendekati pemilih di Jakarta harus berbeda dengan daerah lain,” terangnya.

Menurut Djayadi, pemilih di Jakarta cukup dinamis dan sangat kaya informasi, karena segala macam informasi ada di Jakarta. Untuk itu, kemampuan dari kandidat untuk mengolah informasi yang berkembang akan menentukan untuk mengajak pemilih. (FM)

Leave a Reply