JAKARTA (1 Oktober): Jelang Pemilu Legislatif 2019 sejumlah lembaga survei kembali meramalkan Partai NasDem akan sulit lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang ditetapkan sebesar 4%.
Survei terakhir dari suatu lembaga meramalkan NasDem hanya akan mendulang sekitar 2,2% suara. Hal ini pun menjadi perhatian para pengurus partai, termasuk para calon anggota legislatif (caleg) Partai NasDem.
Calon anggota DPR RI Partai NasDem Karna Brata Lesmana menyatakan hasil survei itu ibarat vitamin yang membuatnya lebih bersemangat. Dia siap mematahkan ramalan lembaga-lembaga survei tersebut dengan kerja keras di daerah pemilihannya.
“Ya kita perhatikan hasil-hasil survei, karena survei ada metode ilmiahnya. Tapi itu tidak membuat saya kecil hati, malah jadi vitamin biar lebih semangat,” ujar Karna dalam acara “Silaturahmi & Kick Off Caleg Partai NasDem Dapil Jakarta III” di Metro Coffee, Jakarta Pusat, Minggu (30/9).
Caleg yang berkontestasi di daerah pemilihan Jakarta III mencakup Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu ini menilai banyak dimensi yang tidak dapat ditangkap oleh survei. Ia pun yakin dengan segala persiapan, Partai NasDem bisa patahkan ramalan lembaga survei.
“Saya optimistis Partai NasDem bisa mempertahankan hasil pemilu yang lalu, bahkan bisa lebih baik lagi. Waktu kita bertemu dengan warga, mendengarkan apa aspirasi mereka, dan mereka menerima kita, di situ baru terasa sambungan kita dengan warga,” imbuhnya.
Hadir dalam acara silaturahmi, sejumlah caleg DPR RI dapil Jakarta III dan caleg DPRD DKI di lingkup Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu dari partai pengusung restorasi ini. Karna yakin saat ini pemilih sudah cerdas dan rasional sehingga ia enggan berjanji yang muluk-muluk saat kampanye.
Ada dua hal yang ia sampaikan, berjuang melalui fungsi anggota legislatif di Senayan. Ia juga akan mengembalikan seluruh gaji dan fasilitas yang diterima kepada masyarakat. Karna pun siap untuk diaudit secara transparan. Rumah kampanye pun sudah dibangunnya dan akan tetap bisa berfungsi setelah masa kampanye.
“Ini bukan posko kampanye, tapi rumah aspirasi yang akan tetap buka setelah masa kampanye agar konstituen saya bisa datang dan menyampaikan aspirasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai NasDem Jakarta Barat Abdul Azis Muslim menilai survei adalah salah satu instrumen dalam politik modern untuk mengetahui pendapat publik dan memprediksi kinerja partai dan Caleg. DPP pun, kata Aziz, telah melakukan survei. Hasil survei baik dari internal maupun eksternal itu yang kita baca dengan cermat untuk merumuskan strategi.
Sebagai perbandingan, dalam pemilihan kepala daerah, NasDem tercatat sebagai salah satu partai yang paling banyak memenangkan calon yang didukungnya. Misalnya, Pilkada 2018 kemarin, Partai NasDem berhasil mengantarkan 11 calon gubernur yang diusung dari 17 pemilihan gubernur di seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah strategis seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.
Kinerja yang sama juga ditunjukkan di tingkat kabupaten dan kota. Prinsip “anti-mahar” yang jadi andalan tampak makin diterima oleh masyarakat.
Senada dengan itu, calon anggota DPRD DKI Jakarta Joice Triatman percaya strategi pendekatan caleg ke masing-masing dapil yang akan menentukan keberhasilan dalam Pemilu.
“Kita dengarkan apa aspirasi mereka, kita sentuh hatinya, ambil kepercayaan dari mereka. Dan itu terjadi di tingkatan akar rumput. Kita mengetuk satu pintu demi satu pintu,” ujar mantan jurnalis TV ini.
Joice yang akan berkontestasi di Jakarta Barat ini menawarkan kepada pemilihnya, Jakarta yang lebih punya hati, lebih ada sentuhan perempuan.
“Jakarta ini sudah terlalu keras. Harus diberi sentuhan kelembutan, harus lebih ramah kepada keluarga, perempuan, dan anak-anak,” ujar Joice. (*)