Oleh: Ahmad Harir, S.Pd (Kawil)*
Dalam konstalasi politik saat ini yang serba transparan, dari media cetak hingga online, semua memberikan informasi kondisi Indonesia saat ini bahkan sampai pelosok-pelosok desa. Banyak orang di berbagai umur punya alat elektronik untuk mengakses informasi tersebut. Mayoritas pengguna gadget berpandangan bahwa politik di Indonesia sedang kusut, walaupun sebenarnya menurut lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) melalui Djayadi Hanan sebagai Direktur Eksekutifnya membuktikan bahwa kondisi politik nasional saat ini masih kondusif dan tidak ada perubahan signifikan pasca perhelatan akbar Pilkada DKI Jakarta.
Permasalahan inilah yang menjadi pokok perhatian para penerus bangsa untuk bisa berfikir dan bertindak kritis serta kreatif. Bagaimana menjawab dan memberi perubahan secara komprehensif kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang mengkonsumsi informasi media secara mentah-mentah.
Generasi muda memiliki posisi dan peran yang sangat vital dalam kehidupan kebangsaan Indonesia. Hal ini didasarkan pada peran pemuda seperti yang dimuat dalam UU RI No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang berbunyi pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.
Peran pemuda menjadi salah satu kunci lahirnya negara Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan di atas kemajemukan Bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa peristiwa sejarah Indonesia yang memberikan gambaran tentang vitalnya peran pemuda. Sebut peristiwa sejarah Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi kunci terbentuknya kekuatan pemuda untuk bersatu melawan penjajahan kolonial Belanda. Peristiwa lain di antaranya perjuangan pemuda pada era orde lama dan akhir orde baru. Ini sesuai dengan tujuan partai NasDem yang mengusung Restorasi Indonesia atau Gerakan Perubahan sebagai cita-cita partai.
Sebagai masyarakat pemilih, partai menjadi suatu kendaraan yang penting untuk menampung aspirasi masyarakat pemilih yang demokratis. Bagaimana masyarakat pemilih mampu memilih kebijakan-kebijakan yang menopang kehidupan demokrasi. Selanjutnya, partai khususnya Partai Nasdem membuka lebar peluang bagi masyarakat yang berjiwa muda untuk andil dalam gerakan perubahan ini, sebagai contoh Partai NasDem membuat Akademi Bela Negara (ABN) yang khusus untuk pendidikan karakter, kepartaian, dan kebangsaan demi menunjang cita-cita partai sebagai Gerakan Perubahan.
Tidak hanya tiga hal tersebut yang diajarkan, secara implisit dalam proses pendidikan di ABN Partai NasDem itu memberikan pendidikan bagaimana menjadi agen perubahan.
Agen Perubahan (Agent of Change) diketahui melalui individu atau seseorang yang bertugas mempengaruhi target atau sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai dengan arah yang dikehendakinya. Agen Perubahan dari ABN Partai NasDem menghubungkan antara sumber perubahan, seperti inovasi, aspirasi, kebijakan publik, dengan sistem masyarakat yang menjadi target perubahan. Dengan demikian komunikasi adalah alat tepat bagi tercapainya suatu perubahan dalam partai maupun sistem sosial dalam masyarakat.
Dalam garis besar komunikasi dapat dipahami sebagai proses berbagi informasi dalam sistem sosial masyarakat yang menciptakan temuan (kreator, Inovator) dengan target perubahan (kelompok masyarakat) dan atau proses berbagi informasi di antara sesama mereka agar mampu membangun situasi saling pengertian melalui penjelasan atau pencerahan dalam menjalin hubungan antara Agen Perubahan Partai NasDem dengan masyarakat yang menjadi target perubahan. Itu bagian dari materi Komunikasi Efektif oleh Kahoiruddin Bashori mantan Rektor Uneversitas Muhammadiyyah Yogyakarta yang sangat inspiratif.
Proses menginformasikan gerakan perubahan perlu adanya membangun kesadaran diri bahwa masyarakat membutuhkan perubahan, membangun komunikasi intensif ataupun berkala dengan masyarakat, setelah itu mulai identifikasi masalah yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Pasca mengetahui masalah pada masyarakat, maka perlu adanya solusi, baik dari kebijakan-kebijakan ataupun dari masyarakat itu sendiri dengan pengawalan tentunya.
Seirama dengan hal tersebut, agenda ABN Partai NasDem sebagai laboratorium agen perubahan mengharuskan mahasiswanya untuk merefleksikan pengetahuan yang sudah diterima kepada masyarakat di daerah-daerah seluruh Indonesia selama dua minggu, karena mahasiswa ABN Partai NasDem adalah kader pilihan dari berbagai daerah seluruh Indonesia. Akademi ini mengharapkan proses pendidikan yang selama kurang lebih empat bulan mampu menjadikan kader-kader atau agen perubahan di pelosok nusantara dengan semboyan “Cerdas, Militan, Terampil” serta benar-benar menjadi penggerak perubahan sesuai semboyannya.
Salam Restorasi!
*Mahasiswa ABN utusan NasDem Jawa Tengah