JAKARTA (10 September) – Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mengungkapkan pembangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS) atau biasa dikenal dengan Stadion BMW harus mementingkan kualitas. NasDem juga tidak mempermasalahkan adanya kejanggalan adanya selisih Rp300 miliar dalam penentuan pemenang tender stadion terbesar di Jakarta itu.
Menurut Wibi, tidak selalu dalam tender harus dimenangkan oleh peserta dengan penawaran lebih murah. Karena mungkin, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) lebih mengutamakan kecocokan desain dan teknologi.
“Mereka mengajukan penawaran pertama haruslah yang termurah dan paling cocok dengan kualifikasi yang diminta. Jadi ada 2, selain murah harus juga yang paling cocok dengan kualifikasi yang diminta. Jadi murah saja belum final,” katanya, di Jakarta, Selasa (10/9).
Legislator muda menuturkan, mengenai adanya perbedaan anggaran tidak menjadi masalah. Menurutnya, selama APBD DKI Jakarta masih bisa mengantisipasi, seharusnya selisih Rp300 miliar bukan menjadi kendala.
“Ya bukan hal kecil, tapi dilihat kemampuan keuangan DKI saja kalau mampu dan bisa membangun stadion bertaraf internasional. Jangan lihat anggarannya tapi liat kualitasnya,” tutup Wibi.
Untuk diketahui peserta tender pembangunan Stadion BMW hanya diikuti 2 peserta. Peserta kerja sama operasional (KSO) pertama adalah PT Wijaya Karya Bangunan Gedung-PT Jaya Konstruksi-PT PP. Sementara KSO kedua, PT Adhi Karya-PT Hutama Karya-PT Nindya Karya-PT Indah Karya.
Menariknya, KSO Wijaya Karya menang dengan nilai penawaran lebih tinggi dibandingkan dengan KSO Adhi Karya. Dalam dokumen Pengumuman Peringkat Nomor: 006/KU5000/102/VII/2019 tertanggal 8 Agustus 2019 yang diterima merdeka.com, KSO Adhi Karya memberikan harga penawaran Rp3.782.969.000.000, atau lebih rendah Rp300 miliar dari KSO Wijaya Karya.
Dalam dokumen tersebut, KSO Wijaya Karya mendapatkan nilai teknis 66,14 persen dan nilai harga 27,78 persen. Sementara KSO Adhi Karya mendapatkan nilai teknis 60,17 persen dan nilai harga 15 persen. (*)